Cerita Horror: Jeritan Malam Chapter 11

Rupanya perbincangan ini telah melunturkan semua rasa canggung berganti dengan keakraban, sampai saat ini gw masih merasa nyaman dan tidak melihat keanehan dari wanita ini, sungguh jauh dari kesan wanita misterius dengan ilmu pemikatnya.

“setelah ini, rencana kamu mau kemana za?” terlihat hesti memanggil salah satu pelayan.

“belum tau hes, belum tau terlalu banyak kota ini, mungkin pulang ke mess”

“aku temenin kamu jalan, kebetulan aku lagi enggak punya rencana kemana mana “ucapnya lagi disela sela perbincangannya dengan pelayan…

Cerita Horror: Jeritan Malam Chapter 10

“akhirnya sadar juga lu za.. sukur.. sukur..” terlihat minto mengelus2kan telapak tangannya di dada, begitu juga dengan indra dan mas dikin yang tampak lega melihat gw sudah siuman.

“bagaimana, sudah puas?” wajah orang pintar tersebut menyiratkan sebuah aura kepuasan, ingin rasanya gw bangkit dan melabraknya tapi kondisi tubuh ini tidak berjalan selaras dengan keinginan, rasa lelah begitu gw rasakan seperti layaknya orang yang telah berjalan jauh.

“nanti beri dia minum air putih ini, biar tenaganya cepat pulih” ucap orang pintar itu seraya menjampi jampi minuman lalu meniupkannya, setelah itu terlihat mas dikin berbincang bincang lalu mengantarkan orang pintar itu pamit meninggalkan rumah…

Cerita Horror: Jeritan Malam Chapter 9

Tidak lama berselang hadir dikin ditemani dengan seorang bapak separuh baya, dengan tanpa banyak berbasa basi bapak tersebut menghampiri indra yang masih terbaring dilantai, terlihat bapak tersebut merapalkan sesuatu, entah apa yang sedang dirapalkannya, tangannya sesekali memegang dada indra dan menggeserkannya ke arah kepala, seperti sedang membuang sesuatu.

“boleh minta air putih” pinta bapak tersebut kepada mas dikin, segera mas dikin berlari keluar kamar dan kembali lagi dengan segelas air putih, kini air putih yang dipegang bapak2 tersebut bagaikan medium doa2 yang terucap lalu diminumkannya kepada indra, terlihat perlahan kesadaran indra berangsur pulih…

Cerita Horror: Jeritan Malam Chapter 8

“kenapa diam lu za, lagi mikirin apa?” indra tampaknya tidak nyaman dengan kesunyian akibat gw terlalu banyak terdiam dalam pembaringan, ingin rasanya gw bercerita pada indra tentang kakek2 tua yang gw temui di kereta, tentang keris/kujang yang gw dapatkan secara tidak sengaja dari dalam tas, tetapi sekali lagi semua itu urung gw utarakan, gw yakin apa yang akan gw ceritakan hanya akan menambah rasa takut indra menghadapi semua kejadian ini.

“za!!! hehhh ngobrol dong” nada bicara indra terdengar semakin kencang sambil mengguncang guncangkan tubuh gw, entah ide iseng yang datang darimana, tiba tiba saja timbul keinginan untuk mengerjai indra, sambil tetap tatapan mata gw menatap langit langit kamar, gw coba untuk sama sekali tidak menjawab semua perkataan indra, hingga akhirnya gw menoleh kearah indra sambil membelalakan mata dan menggeram layaknya seekor harimau yang sedang marah…

Cerita Horror: Jeritan Malam Chapter 7

Setelah memasuki rumah, segera gw menuju kamar dan mengganti celana yang tadi dipinjamkan indra, bila mengingat semua kejadian tadi rasa malu kembali menghinggapi diri gw, haruskah gw menjilat semua perkataan gw yang tidak mempercayai hal hal ghoib, haruskah gw kehilangan semua kepercayaan diri dan keyakinan gw bahwa semua kejadian itu adalah fenomena alam yang bisa dijelaskan oleh segudang ilmu pengetahuan yang sudah gw pelajari?

Lama gw terdiam didalam kamar dengan semua rasa malu ini, sejujurnya diantara rasa takut ini masih ada sebuah ketidak percayaan dan rasa penasaran akan hal yang terjadi, sedangkan diluar kamar sana, samar samar terdengar percakapan antara dikin, minto dan indra yang sepertinya sedang menghubungkan semua kejadian ini dengan perbuatan yang pernah gw perbuat, sebuah kejadian dimana gw menendang sesajen yang dihidangkan dikamar minto, sebuah sajian yang konon dihidangkan untuk penghuni rumah ini…

Cerita Horror: Jeritan Malam Chapter 6

“aduhhh” secara reflek gw langsung melihat minto dan indra yang kebetulan tepat dibelakang gw.

“maksud kalian apa? kalian enggak suka sama yang baru saja gw lakuin?” ucap gw bercampur emosi

“ehh maksud lu apa za?” terlihat indra agak bingung dengan maksud perkataan gw.

“kenapa lu pukul kepala gw? kalau enggak suka jangan begitu caranya”

“wahh jangan asal nuduh za, gw sama indra tuh enggak ngelakuin apa2” jawab minto yang agak kesal dengan tuduhan gw…

Cerita Horror: Jeritan Malam Chapter 5

Sore hari sesampainya di mess, kembali berbagai macam pertanyaan yang sedari siang tadi bersemayam di kepala ini segera terucap, kini minto dan indra tidak mempunyai pilihan lain selain menjawab semua pertanyaan gw.

“sebenarnya apa yang terjadi di mess ini?” ucap gw memulai pembicaraan.

“apa yang terjadi dengan arda dan apa hubungan hesti dengan semua ini ?” terlihat minto dan indra saling pandang…

Cerita Horror: Jeritan Malam Chapter 4

Pagi harinya gw terbangun dengan rasa penasaran yang mengganjal dihati, suara geraman hewan apa yang suaranya bisa membuat ciut nyali orang yang mendengarnya, begitu juga dengan suara pukulan di dinding kamar yang terjadi beberapa kali.

“hoammm” masih ada rasa ngantuk yang mengganjal dimata ini, pantas saja gw masih merasakan ngantuk ternyata waktu masih menunjukan pukul 5 pagi, akhirnya gw putuskan untuk joging di halaman mess pagi ini, sekaligus mencoba melihat lihat dihalaman barangkali gw bisa menemukan jawaban atas semua rasa penasaran gw…

Cerita Horror: Jeritan Malam Chapter 3

Cahaya pagi yang menembus diantara lubang angin menyadarkan gw dari tidur lelap ini, rasa lelah yang gw alami membuat proses istirahat ini terasa begitu cepat, sejenak gw masih terlena dalam rasa lelah hingga akhirnya jam yang tergantung di dinding menyadarkan gw, bahwa hari ini adalah hari pertama gw bekerja di kantor yang baru.

“sial gw telat” dengan reflek segera gw ambil handuk yang masih tergantung di besi tempat tidur dan segera beranjak ke kamar mandi, tampak indra dan minto yang sudah rapih sedang sarapan.

“wahh kesiangan nih pak reza” tegur minto dengan…

Cerita Horror: Jeritan Malam Chapter 2

Lama gw terdiam dalam keheningan, lamunan gw melayang akan sebuah rencana kerja, adaptasi dan yang pasti lokasi kerja yang sama sekali terasa asing bagi gw, sebuah kota di jawa timur yang baru kali ini gw singgahi, dengan berbekal sebuah info dari mas kamil gw harus turun di stasiun pasar turi lalu lanjut ke stasiun g***ng, dan lanjut ke kota tujuan, entah berapa lama waktu yang akan gw tempuh, kebetulan gerbong kereta api eksekutif yang gw tempati tidak begitu banyak penumpangnya hari ini, beberapa pasang keluarga, mungkin keluarga atau hanya sepasang kekasih, dan seorang kakek yang tampaknya melakukan perjalanan sendirian…