Cerita Horror: Jeritan Malam Chapter 2

Cerita dari kaskus oleh meta.morfosis

Sebuah perjalanan dan celoteh seorang kakek tua

<< Baca sebelumnya: cerita horror jeritan malam chapter 1

Lama gw terdiam dalam keheningan, lamunan gw melayang akan sebuah rencana kerja, adaptasi dan yang pasti lokasi kerja yang sama sekali terasa asing bagi gw, sebuah kota di jawa timur yang baru kali ini gw singgahi, dengan berbekal sebuah info dari mas kamil gw harus turun di stasiun pasar turi lalu lanjut ke stasiun g***ng, dan lanjut ke kota tujuan, entah berapa lama waktu yang akan gw tempuh, kebetulan gerbong kereta api eksekutif yang gw tempati tidak begitu banyak penumpangnya hari ini, beberapa pasang keluarga, mungkin keluarga atau hanya sepasang kekasih, dan seorang kakek yang tampaknya melakukan perjalanan sendirian.

Entah gw yang paranoid atau rasa lelah yang menghinggapi gw, disela sela mata gw yang sudah mulai mengantuk, gw masih bisa memperhatikan mata kakek2 itu yang sedari gw mulai naik dan kereta sudah berjalan jauh, mata kakek2 itu terlihat selalu menatap gw, hanya ketika bertemu pandangan kakek2 tersebut mencoba mengalihkan pengelihatannya dari gw, timbul pikiran negatif di otak ini, apakah kakek2 itu mempunyai niat jahat, andai dia mempunyai niat jahat gw berpikir gw lebih muda dan segar, tentu gw akan lebih mudah menghadapi kakek2 yang sudah berumur dengan kulit yang sudah keriput itu.

“persetan, coba aja kalau berani” kutuk gw, hingga akhirnya gw tertidur, entah berapa lama gw tertidur hingga akhirnya gw terbangun dengan kondisi kereta yang terhenti disebuah pematang sawah, gw coba melihat keluar, tampak suasana malam sudah turun, pematang sawah dengan pemandangan gelapnya sedikit membuat suasana horor.

Kembali gw teringat akan sosok kakek2 yang tadi memperhatikan gw, gw lihat kini kursi tempatnya duduk terlihat kosong, mungkin dia sedang ke suatu tempat atau bahkan mungkin tertidur hingga tubuhnya tidak terlihat pandangan ini karena tertutup kursi, rasa keinginan untuk buang air kecil membuat gw bangkit dari kursi dan menuju toilet.

“leganya” gumam gw sambil bergegas meninggalkan toilet, disaat keluar dari toilet sekilas gw melihat kakek2 tersebut tampak sedang berdiri diantara celah gerbong, tatapan matanya tampak memandang keluar kearah gelapnya malam, karena rasa penasaran dan mencoba menghilangkan pikiran negatif gw, segera gw hampiri kakek2 tersebut.

“sedang apa kek” sejenak kakek2 itu memandang ke arah gw, tapi hanya sejenak kini pandangan matanya kembali menyapu gelapnya malam dan tanpa sebuah jawaban.

“orang tua brengsek” maki gw tanpa bersuara, segera gw balikan badan dan mencoba meninggalkannya.

“hai dik, kesini sebentar” akhirnya terdengar suara kakek2 tersebut melihat gw akan meninggalkannya.

Gw terdiam sejenak, hingga akhirnya gw memberanikan diri untuk menghampirinya kembali, tampak dikepalanya sebuah balutan batik, tp bukan belangkon entah apa namanya.

“ada apa kek?”

“kalau kamu hendak berkunjung ke daerah baru, tolong yang sopan, jangan arogan” mendengar jawaban kakek itu emosi gw seketika agak terpancing, apa maksud omongan kakek2 ini.

“maksud kakek apa” jawab gw agak meninggi.

“singkirkan harimau putih yang sedari tadi menemani kamu itu”

Wahh akhirnya sekarang gw berpikir bahwa kakek2 ini sedikit kurang waras, mana ada harimau putih didalam gerbong ini, lama gw terdiam tanpa mencoba menjawab karena gw bingung jawaban apa yang harus gw berikan.

“coba kamu lihat kera2 yang ada dipematang sawah itu, mereka tampak tidak senang dengan kehadiran kamu dan harimau putihmu itu” kembali kakek2 tersebut mengeluarkan kata2 yang diluar logika gw untuk berpikir, mata gw mencoba mencari sekumpulan kera atau mungkin seekor kera yang ada dipematang sawah itu, tapi hanya kegelapan malam yang terlihat oleh mata ini.

Rasa kesal bercampur dengan rasa heran segera memenuhi rongga dada ini, ingin rasanya gw segera memaki kakek2 ini, tapi gw masih mempunya moral yang mengajarkan gw untuk bersopan santun.

“mungkin kakek lelah, sebaiknya istirahat kek” ucap gw sambil mencoba kembali ke kursi.

“sebentar dik, kamu dari Jakarta?”

“iya kek, tepatnya dari bogor” jawab gw kembali mengurungkan niat untuk meninggalkannya.

“apakah kamu percaya dengan yang baru saja saya ucapkan?”

“sama sekali tidak kek, saya tidak percaya dengan begituan, semua hal mistis buat saya semua diluar akal sehat, semua hal mistis bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan” jawab gw menjelaskan dengan sedikit antusias.

“gimana mau maju Indonesia kalau masih saja percaya dengan hal2 klenik seperti itu”

“jangan takabur dik” ucap kakek tersebut dengan tatapan tajamnya.

“percayalah aku sekarang melihat seorang wanita berbaju putih tua, bajunya tampak sobek2 dengan rambut terurai sedang menangis diujung gerbong sana”

“dia sedang menatap ke arah kita tepatnya ke arah kamu, tapi tampaknya dia juga takut dengan harimau yang kamu bawa itu”

“maksud kakek?” tanya gw dengan rasa heran seiring dengan hembusan angin yang berhembus menerpa gw, mendadak bulu kuduk gw berdiri mendengar ucapan kakek tua ini, mata gw mencoba menatap gerbong yang berlawanan dengan tempat gw berdiri, dan kembali gw tidak melihat sosok yang disebutkan kakek2 tua tersebut.

“sepertinya dia terkena air kencing kamu, sebaiknya kamu berdoa sebelum buang air kecil” terlihat mulut kakek2 tersebut komat kamit seperti merapal sebuah mantra atau sebuah doa.

“orang gila” pikir gw melihat tingkah laku kakek2 ini.

“dia sudah pergi dan memaafkan atas ketidak tahuan kamu, lain kali berdoa dulu”

Dan akhirnya gw berpikir sebelum emosi gw meledak dan memaki kakek2 ini, sebaiknya gw akhiri pembicaraan konyol ini.

“sudah kek, saya mau istirahat, terima kasih atas cerita horor dan konyolnya itu” ucap gw sambil tersenyum dan meninggalkan kakek2 tua tersebut, segera gw duduk tanpa mencoba memikirkan omongan kakek tua tersebut “dasar sinting”

Disaat gw sudah terduduk dan mencoba membaca buku yang sengaja gw bawa sebagai teman dalam perjalanan ini, kembali kakek tua itu menghampiri gw dan mengucapkan sesuatu sebelum akhirnya dia beranjak pergi ke kursinya.

“buang harimau kamu itu, jangan menantang dengan apa yang tidak pernah kamu bayangkan”

“sebuah kejadian, akan merubah cara berpikir kamu”

“sialan, tuh kakek nyumpahin gw” gerutu gw begitu melihat kakek tua tersebut berlalu dan duduk di kursinya.

Hingga akhirnya setelah 10 atau 13 jam perjalanan gw tiba distasiun kereta yang dimaksud, tampak seseorang telah menanti gw disana.

“perkenalkan saya imron, saya driver kantor yang ditugaskan menjemput bapak, tadi bapak kamil nelp dari Jakarta, sebaiknya bapak langsung menuju mess baru besok ke kantor”

“ohh gitu pak, perkenalkan saya reza”

Dan akhirnya mobilpun melaju meninggalkan stasiun dan menuju mess yang dimaksud, suasana yang sepi tampak terlihat, rimbunan pohon jati yang tampak tumbuh besar dipinggir jalan seakan menyambut kedatangan gw, hingga akhirnya gw tiba disebuah rumah yang tampak tua, berdasarkan pengelihatan gw bisa dikatakan mungkin mess ini merupakan rumah tua peninggalan jaman belanda.

“mari masuk pak, saya antar kedalam” ucap imron sambil bergegas membawa koper yang gw bawa.

“assalamualaikum” terlihat imron mengetuk pintu hingga terlihat seseorang menjawab salam dan membukakan pintu.

“ehh pak indra, perkenalkan ini pak reza, pegawai baru yang akan tinggal disini” ucap imron sambil masuk kedalam rumah dan memasukan tas gw kedalam kamar.

“panggil indra aja, tampaknya kita seumuran” sapa indra sambil menyodorkan tangannya.

“saya reza” jawab gw menyambut sodoran tangannya, segera indra mengajak gw kedalam rumah dan kembali seseorang menyambut kedatangan gw, tampaknya dia baru selesai menunaikan sholat.

“saya minto” sapanya, seraya gw mengucapkan nama gw kembali.

“sebenarnya ada lagi yang mau kenalan, namanya mas dikin, dia penjaga kebersihan mess ini, bisa disebut ob mess lah” kembali indra menerangkan siapa saja yang menghuni mess ini.

“loh orangnya dimana?” tanya gw sambil memperhatikan ruangan.

“sudah tidur, mungkin besok pagi kamu bisa kenalan dengannya”

Setelah beberapa lama akhirnya imron pamit untuk meninggalkan mess, dan gw pun bergegas menuju kamar untuk beristirahat.

“kamar mandi ada diruang belakang dekat dapur pak reza” indra mencoba memberitahu tentang keberadaan kamar mandi dan kemudian hilang memasuki kamar.

Kamar yang gw masuki terlihat rapih, dengan hiasan lukisan tua di dindingnya, tempat tidurpun tampaknya disesuaikan dengan kondisi kamar yang tua, mungkin biar selaras dilihatnya, sebuah tempat tidur dengan sebuah kelambu putih.

Setelah merapihkan baju ke lemari, bergegas gw menuju kamar mandi untuk sekedar membasuh badan yang sudah terasa agak lengket ini, ruang belakang dipisahkan dengan sebuah pintu kaca tua, sebuah pintu yang memisahkan ruang tengah dengan bagian dapur serta kamar mandi, sejuknya air segera memanjakan tubuh gw, mata gw kembali mencoba melihat2 suasana didalam kamar mandi, kamar mandi ini terlihat begitu besar, walaupun tua tapi terlihat bersih, yang membedakan dengan kamar mandi modern adalah adanya sebuah sumur yang terletak disudut kamar mandi lengkap dengan kerekan timba untuk mengambil air, mungkin ini untuk jaga2 disaat pompa air mengalami masalah, memang sumur itu terlihat agak tua tapi terpelihara dengan baik, setelah selesai mandi akhirnya gw bergegas ganti baju dan merebahkan diri diranjang yang terasa empuk dan dingin itu, rasa lelah yang menerpa gw setelah perjalanan seharian ini langsung membuat gw tertidur dengan pulasnya.


>> Lanjutkan membaca cerita horror jeritan malam chapter 3

Hari ke 2 di mess, logika dan penyangkalan hal ghoib

Suara apa itu, kenapa bisa bergerak sendiri, sebuah bayangan dan sebuah bak mandi yang berpindah tempat secara tidak lazim, kembali gw mengedepankan ilmu untuk melihat semua fenomena ini.

Tinggalkan komentar