Cerita Horror: Jeritan Malam Chapter 1

Cerita dari kaskus oleh meta.morfosis

<< Baca sebelumnya: cerita horror jeritan malam prolog

Juli 2007, Irama langkah kaki gw bergegas cepat meninggalkan sebuah toko buku dan menuju ke stasiun kereta, kebetulan hari ini sehabis berkunjung kerumah seorang teman, gw mampir ke sebuah toko buku untuk membeli beberapa buah buku yang gw butuhkan untuk sekedar menjadi bahan bacaan peneman hari hari gw setelah lulus kuliah, disaat kesibukan mata gw mencari cari buku yang mungkin bisa menjadi bahan bacaan gw, sebuah panggilan telepon masuk, ya sebuah panggilan yang sama sekali tidak terduga dan akan menjadi awal hidup gw memasuki dunia kerja.

“hallo selamat siang, dengan bapak reza” sebuah kalimat pembuka pembicaraan di telepon terdengar dari seorang wanita.

“benar mba, kalau boleh tau saya bicara dengan siapa?”

“saya indri pak, kami dari perusahaan PT. XXXXX, meminta bapak untuk hadir ke perusahaan kami untuk mengikuti proses seleksi penerimaan kerja”

Sebuah kabar yang bagus, tapi kembali gw berpikir dan mencoba mengingat kembali surat surat lamaran yang pernah gw kirimkan, ingatan gw masih bisa mengingat perusahaan2 yang pernah gw layangkan surat lamaran kerja, dan menurut gw perusahaan ini tidak termasuk didalam daftar perusahaan yang masuk dalam list surat lamaran kerja yang gw layangkan.

“aneh, ah masa bodo, yang penting gw jalanin aja dulu” gumam gw, hingga akhirnya gw tertidur dikursi kereta yang mengantarkan gw ke stasiun bogor.

“wah tumben sudah rapih pagi pagi za” tegur mamah ketika melihat gw yang sudah rapih dan mencoba menyiapkan sarapan sendiri.

“iya mah, hari ini ada panggilan kerja”

“Alhamdulillah za, cepat juga kamu dapat panggilan semoga diterima za” terlihat mamah tersenyum dibalik kata katanya yang mengandung doa.

“diantar mang iwan aja za, biar tidak telat” ucap bapak yang rupanya mencuri dengar pembicaraan kami, mang iwan merupakan supir yang bekerja dikeluarga kami.

“haduhh jangan pak, biar reza sendiri aja sekalian biar tau jalan” jawab gw menolak tawaran itu.

Setelah menyelesaikan sarapan dan pamit, segera gw pergi menuju perusahaan tempat gw akan melakukan tes pekerjaan, jam masih menunjukan pukul 7.30 sedangkan jadwal interview yang akan gw lakukan pukul 11, jadi cukuplah waktu tempuh yang akan gw habiskan untuk menuju perusahaan tersebut, dan kereta menjadi salah satu pilihan gw untuk mempersingkat jarak tempuh itu, tepat jam 10 kurang 15 akhirnya gw tiba di perusahaan tersebut, sebuah lokasi perusahaan yang terletak di Jakarta Selatan.

Setelah menuju ke bagian resepsionis dan memberitahukan maksud kedatangan gw, akhirnya gw dipersilahkan duduk disebuah ruang tunggu, waktu luang itu gw manfaatkan untuk mencoba membaca baca dan kembali mengingat materi kuliah yang pernah gw pelajari.

“bapak reza, mari ikut saya” tegur seorang wanita yang mempersilahkan gw untuk mengikutinya ke salah satu ruangan tempat akan dilaksanakan interview.

“silahkan duduk pak, nanti usernya akan segera datang” ucap wanita itu kembali sambil tersenyum dan beranjak pergi.

Ada rasa tegang ketika pertama kali melaksanakan proses penerimaan kerja, ditambah gw masih terasa asing dengan perusahaan ini, hingga akhirnya rasa tegang itu sirna seiring sosok yang gw lihat memasuki ruangan.

“lohh mas kamil..?” ucap gw heran melihat sosok yang tersenyum dihadapan gw, mas kamil merupakan senior gw yang telah lulus satu tahun lebih cepat dari gw.

“kaget ya za?”

“iyalah mas, soalnya seingat gw, gw belum pernah melamar ke perusahaan ini” kembali mas kamil tersenyum mendengar jawaban gw.

Hingga akhirnya mas kamil menceritakan tentang sejarah dan bergerak dalam bidang apa perusahaan tempat kerjanya itu bergerak, kebetulan dia sudah memegang posisi penting didalam perusahaan tersebut dan merekomendasikan gw untuk mengisi sebuah tempat dalam departemennya yang kebetulan kosong.

“bagaimana za?” tampak mata mas kamil mencoba memperhatikan gw.

“ternyata diluar Jakarta ya mas, sepertinya gw harus bicara sama kedua orang tua gw dulu”.

“lu udah dewasa za, lelaki dewasa harus bisa punya keputusan sendiri”

“jangan sampai kesempatan yang sudah didepan mata lu sia siakan karena keraguan lu” terang mas kamil kembali, sambil berupaya menumbuhkan rasa semangat gw.

“kalau lu berminat, sekarang jg gw minta bagian hrd mengurus surat kontraknya, karena gw memang lagi butuh cepat” lama gw berpikir mencoba menimbang semua omongan mas kamil, antara keinginan bekerja dan restu dari orang tua, setelah gw berpikir lama akhirnya gw memutuskan untuk menerimanya, pasti orang tua gw akan menyetujui ini, niat yang baik untuk sebuah pekerjaan yang baik pasti akan disetujui.

“baik mas, saya terima” sebuah senyum sumringah terlihat dari wajah mas kamil.

“gitu dong za, baik gw ke bagian hrd dulu untuk mengurus semua surat2nya” ucap mas kamil sambil menepuk bahu gw dan pergi meninggalkan gw.

Setelah semua surat surat kontrak telah gw tanda tangani, mas kamil segera menerangkan tentang pekerjaan yang akan gw lakukan dan proses training terlebih dahulu yang akan gw lakukan setibanya gw di kantor cabang.

“lu di training dulu selama seminggu za, tenang aja gw yakin lu bisa” ucap mas kamil antusias.

“insha allah mas, jadi kapan gw berangkat”

“seminggu dari sekarang za, lu persiapin dah semuanya, jangan lupa izin sama orang tua lu”

“siap mas, terima kasih atas bantuannya”

Dan akhirnya gw meninggalkan perusahaan tersebut dengan langkah kemenangan, seperti layaknya orang yang pulang dari pertempuran, gw diterima kerja dan gw akan memberitahukan kabar gembira ini kepada orang tua gw dan tidak lupa kepada wulan yang telah menjadi pacar gw selama kuliah.

“mah, saya diterima kerja” ucap gw sesampainya dirumah dan menyampaikan kabar gembira ini kepada bapak dan mamah yang sedang bersantai diruang tamu.

“Alhamdulillah za..” jawab mamah sambil memeluk gw.

“selamat za, selamat jadi lelaki dewasa” ucap bapak sambil tertawa dan memberikan selamat.

Kegembiraan itu tidakberlangsung lama, ketika gw menerangkan tentang penempatan kerja gw.

“memangnya tidak bisa meminta posisi dijakarta za, bapak sama mamahmu ini sudah tua, kenapa tidak di jakarta aja, atau kamu nerusin usaha bapak” ucap bapak sambil tangannya mencoba mengelap2 keris yang terlihat sudah tua, memang bapak adalah pengkoleksi keris-keris tua, bahkan bukan cuma keris saja, asalkan itu bernilai seni dan peninggalan masa lalu pasti dikoleksinya.

Setelah gw menerangkan tentang keinginan gw untuk mandiri, dan alasan masa depan yang bagus di pekerjaan ini, akhirnya bapak dan mamah mengijinkan gw untuk pergi keluar kota dan menerima perkerjaan ini.

“kapan kamu berangkat za” ucap bapak mencoba mencari keterangan.

“minggu depan pak, mohon restunya pak, mah”

“iya za, bapak sama mamah restuin yang penting kamu bisa jaga diri, dan bawa diri disana” ucap mamah kembali memeluk gw disela sela isak tangisnya.

Seminggu sudah berlalu dan tiba harinya keberangkatan gw, dengan diantar oleh mang iwan dan wulan, segera gw menuju ke stasiun kereta yang akan mengantarkan gw ke jawa bagian timur, sepanjang jalan terlihat wajah wulan yang agak berat melepas kepergian gw, hingga akhirnya kamipun tiba distasiun kereta.

“jangan lupa kasih kabar” ucap wulan sebelum melepas gw menaiki kereta.

“doain aku, semoga aku cepat nikahi kamu dan kamu bisa ikut sama aku kesana” ucap gw sambil memeluk wulan kemudian melepaskannya dalam balutan air matanya, dan akhirnya pijakan kaki gw mantap menaiki kereta.

“selamat tinggal Jakarta.. selamat datang pekerjaan baru.. semoga cepat sukses” doa gw didalam hati.


>> Lanjutkan membaca cerita horror jeritan malam chapter 2

Sebuah perjalanan dan celoteh seorang kakek tua.

Heran rasanya mendengar ocehan kakek tua ini, antara sebuah misteri atau sakit jiwa yang menimpa kakek ini, hingga akhirnya gw berlabuh di kantor cabang yang mengharuskan gw untuk menempati sebuah mess tua.

Tinggalkan komentar